Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida
alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau
bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu
saring. Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai
jenis hama tanaman.
Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk
bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk
dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut
dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan
berbagai jenis hama tanaman.
Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur
urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan
perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai
jenis serangga penyerang tanaman.
Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang
kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk
memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.
Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air
saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar
pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah
serangga.
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan
air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan
deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang
dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak
tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama
tanaman, khususnya hortikultura.
Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang
bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot.
Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat
grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling
sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air
secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai
hama yang menyerang tanaman.
Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai
kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan
air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk
kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi
berbagai hama tanaman.
Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling
sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air
dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.
Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa
dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Kemangi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah
kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil
saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur
dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat
digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.
Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan
dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun
pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris).
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian
manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.
Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami. Dapat digunakan
untuk membasmi kutu daun, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, lalat
putih, jamur, dan bakteri pembusuk.
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu
saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama tanaman.
Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya.
Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk
mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.
Bunga Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama
kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat
digunakan untuk mengusir semut.
Minyak Cengkeh
Cengkeh merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di tingkat
petani. Tanaman ini banyak mengandung minyak atsiri yang mempunyai nilai jual
tinggi. Minyak atsiri diperoleh melalui proses ekstraksi maupun penyulingan
bagian daun atau bunga cengkeh. Minyak tersebut diketahui mengandung sampai
dengan 80% eugenol dan berdasarkan uji laboratorium dan rumah kaca diketahui
sangat efektif membunuh nematode puru akar, M. incognita.
C. PEMBUATAN
PESTISIDA
1.
Ramuan untuk Hama Ulat dan Kutu :
A.
Bahan:
1. Tembakau 100gr
2.
Kenikir 100gr
3.
Pandan 100gr
4.
Kemangi 100gr
5.
Cabe rawit 100gr
6.
Kunyit 100 gr
7.
Bawang Putih 100gr
8.
Aquadestilata 1 lt
9.
Decomposer BSA
(mikro organisme pengurai) 1-2 cc
10.
Gula pasir 2
sendok makan.
B.
Cara Pembuatan :
Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling. Kemudian dimasukkan
dalam botol yang bersih dan ditambahkan gula pasir 2sdm dan decomposer BSA
1-2 cc. Tutup dan difermentasi selama 1 minggu. Kemudian disaring.
C.
Cara Pengaplikasian :
60 cc untuk 1 lt air, kemudian disemprotkan pada tanaman yang terkena
hama pada daun dan batangnya. 1 minggu disemprotkan sekali dan pencairan 1ltr
harus habis 1kali pemakaian.
2. Ramuan untuk Hama Wereng
A. Bahan
1. Daun sirsak 1 genggam
2. Rimpang jeringau 1 genggam
3. Bawang putih 20 siung
4. Sabun colek 20 gram
5. Air 20 liter
B. Cara Pembuatan
Daun sirsak, rimpang jeringau, bawang putih ditumbuk sampai halus, lalu
campurkan dengan sabun colek. Campuran tersebut direndam dalam 20 liter air
selama dua hari. Setelah itu larutan disaring dengan kain halus.
C. Cara Pengaplikasian
Setiap 1 liter air saringan diencerkan dalam 15 liter air, lalu disemprotkan
merata ke bagian bawah tanaman padi.
3. Ramuan untuk Hama Walang
Sangit, Penggerek Batang dan Ganjur
A. Bahan
1. Daun mimba 1 kg
2. Daun mindi 1 kg
3. Sereh 2 batang
4. Bawang putih 10 siung
5. Bawang merah 10 siung
6. Jahe 1 jari jempol
7. Kunyit 1 jari jempol
8. Kencur 1 jari jempol
9. Alkohol 100 cc
10. Cuka 100 cc
11. Air cucian beras 1 liter
B. Cara Pembuatan
Daun mimba, daun mindi, bawang putih, bawang merah, jahe, kencur, kunyit, dan
sereh ditumbuk hingga halus. Hasil tumbukan bahan-bahan tersebut dimasukkan
kedalam air cucian beras yang sudah dicampur dengan alkohol dan cuka.
Campuran tersebut dibiarkan selama 2 minggu. Setelah itu, airnya disaring.
C. Cara Pengaplikasian
Setiap 0,25 liter cairan rendaman dicampur dengan 10 liter air, lalu
disemprotkan ketanaman padi.
4.
Ramuan untuk Penyakit Bercak Coklat, Blas dan
Tungro
A. Bahan
1. Urin sapi 2 liter
2. Daun mimba 1 genggam
3. Daun tembakau 1 genggam
4. Kunyit 1 genggam
5. Air 12 liter
B. Cara Pembuatan
Daun mimba, daun tembakau, dan kunyit dihaluskan. Setelah itu, bahan
dimasukan dalam 12 liter air dan dibiarkan selama 14 hari. Selanjutnya, air
rendaman ramuan tersebut disaring dan dicampur 2 liter urin sapi. Sebelum
digunakan, urin sapi ini harus diendapkan terlebih dahulu selama 14 hari.
C. Cara Pengaplikasian
Pengaplikasian ramuan pestisida ini dilakukan dengan cara disemprotkan pada
tanaman yang terserang penyakit tungro atau bercak cokelat tanpa harus
diencerkan terlebih dahulu.
|